Marina Yosweni

Merdeka Gurunya Bahagia Siswanya Manfaat teknologi di era globalisasi sangat kita rasakan sekarang ini, terutama sekali semenjak pasca covid'19. Hadirn...

Selengkapnya
Navigasi Web

Biografi


Merdeka Gurunya Bahagia Siswanya

Manfaat teknologi di era globalisasi sangat kita rasakan sekarang ini, terutama sekali semenjak pasca covid'19. Hadirnya digitalisasi yang menjangkau dari berbagai aspek dan lapisan masyarakat. Ibaratkan putaran jarum jam yang sangat cepat di bidang pendidikan. Agar pendidikan tetap berjalan sebagaimana mestinya walaupun dalam kondisi covid'19 sedang merangkak, namun pendidikan tetap bersinergi di negara kita. Dengan kehadiran digitalisasi inilah, perkembangan teknologi semakin meningkat sangat pesat walaupun keadaan yang tidak memungkinkan untuk Pembelajaran Tatap Muka dilakukan. Dengan susah payah mentri Pendidikan kita Nadiem Makarim untuk memutuskan agar pembelajaran tetap dilangsungkan walaupun dengan kondisi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Dalam kondisi tersebut, guru berusaha untuk memanfaatkan berbagai alat teknologi untuk memberikan pembelajaran tanpa adanya rasa lelah. Kecemasan awal memberikan Pendidikan Jarak Jauh yang menjadi tantangan bagi para guru. Karena tidak semua siswa yang memiliki yang namanya komputer, laptop, handphone dan lain sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu semua terlewati dengan baik. Guru dan siswa mulai memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran serta menggunakan aplikasi-aplikasi yang disediakan dari google.

Saat sekarang ini anak-anak sudah semakin memahami yang namanya digitalisasi, karena memberikan efek baiknya di bidang pendidikan. Bahkan anak-anak lebih cepat memahami apalikasi-aplikasi (software) yang telah disediakan oleh google/developer/programmer dengan sangat mudah dan efektif. Anak-anak bebas untuk memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan diri dan membuka wawasannya sesuai tuntutan zaman.

Hadirnya digitalisasi memberikan banyak manfaat bagi guru sebagai pendidik, baik dari segi persiapan administrasi mengajar, mencari media pembelajaran, hingga proses penyelesaian rapor siswa. Guru tidak perlu lagi repot untuk menulis dan mengarang dalam membuat deskrippsi rapor siswa.

Walaupun demikian, pengaruh teknologi ini juga membuat guru dan orang tua menjadi resah dan khawatir efek penyalahgunaan teknologi tersebut sehingga membuat anak-anak menjadi tidak fokus dalam belajar, kurang bermoral, kurang berintegrasi dengan teman, dan kehilangan hal-hal yang positif dalam diri anak tersebut.

Menyikapi kondisi yang demikian pemerintah berupaya mencari solusi agar anak-anak tidak menjadi korban teknologi namun anak-anak memanfaatkan teknologi sebagai alat pengembangan diri sesuai dengan tuntutan zaman. Pemerintah melalui Kementrian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, mengeluarkan jargon "Merdeka Belajar" dengan harapan dimasa yang akan datang akan melahirkan anak-anak yang merdeka. Dalam arti kata anak-anak merdeka dalam berfikir, bertindak, mencipta, dengan kemandirian, kreatif, dan bertanggungjawab.

Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yaitu menciptakan generasi bangsa sebagai pembelajar sepanjang hayat atau dikenal dengan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi dan beberapa elemen didalamnya, yaitu 1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebhinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Tujuan Pendidikan Nasional ini Relevan dengan tujuan pendidikan menurut menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Tumbuh kembangnya anak tergantung pada kebebasan dalam belajar dan berfikir. Guru berperan sebagai kompasnya anak-anak agar mereka tidak kehilangan arah dan pegangan. Guru sangat menentukan masa depan penerus bangsa di masa yang akan datang.

Untuk itu seorang guru harus betul-betul bisa menjadi panutan untuk anak didiknya, pemberi semangat ketika ada kesulitan, dan menampung kegelisahan, serta menjadi motivator untuk anak didiknya. Seorang guru harus memahami peran mereka selama berada di lingkungan sekolah. Mampu mengayomi anak-anak dan menjadi sosok yang diidolakan. Mampu membuka ruang kolaboratif dan melakukan perubahan pada lingkungan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman, dan bermakna.

















Profil Pengarang

Marina Yosweni, S.Pd. Lahir di Padang, tanggal 5 Maret 1984. Saat ini dia mengabdikan dirinya sebagai Guru Kelas di SD Negeri 04 Terandam Kecamatan Padang Timur Kota Padang.

Bila ingin berkomunikasi, dia dapat dihubungi melalui [email protected]. (surel) atau 082388544435 (WA).



search

New Post